take the Suaka Elang documentary film part 1

 Pak Kameramen beraksi... perkenalkan, namanya mas Okie, dikenal dengan nama sabun bebek.. ya, itulah sosok pak kameramen, jauh2 dari Jogja kita datangkan untuk membuat filem dokumenter tentang profil Suaka Elang dan proses Release Elang untuk kebutuhan edukasi.

Air terjun Cibadak

Perjalanan menuju air Terjun Cibadak ini diperlukan waktu kurang lebih 1 jam, dengan jarak kurang lebih 1,3 km dari visitor center Suaka Elang, dengan medan sedang, menajak dan terjal.Sepanjang perjalanan menuju air terjun ini kita akan melewati beberapa tipe vegetasi, diataranya adalah tegakan pinus (areal bekas perhutani), kebun kopi, kebun honje, hutan alam tropis dataran rendah

Pemandangan yang sangat menakjubkan sepanjang perjalanan, meskipun saya juga akan tersengal-sengal nafasnya untuk menuju tempat ini. tapi, begitu sampai di air terjun, terbayar semuanya... puaaaaas...

And like usually, take picture dulu dunk... *say kejuuuu...

 Sepatu lapang kesayanganku, Head dengan ukuran 36, susah tuh nyarinya yang ukuran kecil, makanya kenapa aku sayang banget, soalnya mau nyari lagi juga udah ga ada... hehehe... dan sepatu ini sudah kubawa ke beberapa kawasan konservasi di Indonesia.. mantabh lah pokoknya...

 

Tripod nya pak kameramen
 Beningnya air pegunungan Salak Halimun

 Airnya dingin...brrrrr.... pengen nyemplung rasanya... segar sekali airnya...

Salah satu jenis paku-pakuan yang banyak tumbuh di sepanjang perjalanan menuju air terjun Cibadak. Paku-pakuan merupakan indikator lingkungan, dengan adanya jenis paku-pakuan ini memandakan kualitas lingkungan di sekitarnya masih bagus.

 We are the team...
Pemeran utama : Duduy alias Djamaludin (Berbaju Biru), salah satu staf Taman Nasional Halimun Salak yang dimandatkan sebagai Keeper untuk Suaka Elang, beliau inilah yang setiap hari merawat elang-elang yang ada di Suaka Elang, dari membersihkan kandang, memberi pakan, mengamati pelilaku harian, hingga sebagai guide jika ada tamu yang ingin mengenal lebih jauh megenai elang-elang yang ada di Suaka Elang,

 see the pine forest...so beautiful

Ga ketinggalan deh pokoknya yang namanya mengabadikan gambar...

Bunga berwarna merah yang cantik dan uniq ini adalah bunga Honje. Bunga honje hutan juga disebut combrang atau kecombrang dan dimanfaatkan sebagaimana bunga honje biasa; yakni dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap aneka masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Demikian pula buahnya dan bagian dalam dari pucuk (tunas) yang muda, biasa digunakan dalam masakan atau campuran sambal. Walaupun kurang populer, honje hutan umum dimanfaatkan dalam masakan sebagaimana halnya, atau sebagai pengganti honje biasa.

 Jembatan Gantung yang dibangun pada tahun 2010, dengan dana bantuan dari Antam (Aneka Tambang). Jembatan ini menghubungkan kantor, visitor center dengan kandang display dan camping ground yang ada di seberang sungai. sebelumnya, jika kita akan menuju lokasi tersebut kita harus melewati sungai. jembatan ini berkapasitas 5 orang saja, jadi jika kita kesana beramai-ramai, kita harus mengantri untuk lebih amannya. Panjang dari jembatan ini kurang lebih 48 m, cukup panjang bukan, wah pokoknya harus dicoba.. saat kita sudah tidak lagi berada di atas jembatan, rasanya seperti masih diatas jembatan, tetap bergoyang,... asal jangan dilanjut dengan goyang dombret yah... hahaha...

Gadis Jembatan gantung Suaka elang 

Tunggu edisi pengambilan gambar untuk film dokumenter Suaka Elang berikutanya.. hehehe... seeeeyaaaa.... muah ...:*


http://www.youtube.com/watch?v=SnHPBRZnMas&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=qa5MuYGk9yU